October 30, 2011

Yeti, Manusia Salju dari Himalaya

Yeti, hewan besar yang diduga meyerupai wujud seekor gorilla tersebut konon katanya berhabitat di pegunungan Himalaya, dan Nepal. Nama Yeti atau Meh-Teh biasanya digunakan oleh penduduk lokal Himalaya. Kebanyakan peneliti, penjelajah, dan penulis menyatakan keberadaan Yeti hanyalah mitos dan bualan semata. Meskipun demikian, Yeti tetap menjadi salah satu hewan paling terkenal untuk ilmu cryptozoology (Sebuah bidang pengetahuan yang mempelajari makhluk-makhluk mitos seperti monster Loch Ness dan Big Foot).

Yeti seringkali disamakan dengan Sasquatch, sama-sama berbadan besar, mempunyai kesamaan dengan gorilla, tubuh yang dipenuhi bulu, dan mempunyai bau yang sangat menyengat. Namun, lain halnya dengan Sasquatch yang tidak pernah ditemukan laporan ataupun orang-orang yang mengaku melihatnya, ada beberapa laporan dari orang-orang yang mengakui telah melihat Yeti dalam jarak pandang yang cukup dekat sejak abad ke-20. Wujud Yeti tersebut diketahui dari kuil-kuil dan cerita-cerita turun temurun dari penduduk Himalaya. Banyak perbedaan pendapat tentang bagaimana wujud Yeti sebenarnya dikarenakan cerita-cerita yang juga mendeskripsikan Yeti secara tidak sama. Ada yang mengatakan bahwa Yeti mempunyai bulu putih seputih salju, ada juga yang mengatakan bahwa Yeti itu sebenarnya berbulu gelap, pendek, dan berjalan menggunakan ke-empat kakinya.

Selama berabad-abad, orang-orang Himalaya, India, dan Tibet mempercayai bahwa pegunungan merupakan tempat yang keramat dan juga misterius, mungkin dikarenakan pada waktu itu perjalanan menempuh pegunungan yang dingin dan rawan longsoran salju tersebut sangat sukar dilakukan, sehingga penduduk lokal setempat mengaitkannya dengan hal-hal mistis dan tahayul. Yeti, merupakan salah satu makhluk gaib yang dipercayai mendiami daerah pegunungan dan sekitarnya.

Tahun 1925, N. A. Tombazi, seorang fotografer yang merupakan anggota Royal Geographical Society, menduga telah melihat sesosok makhluk dengan tinggi sekitar 15.000 kaki (4.572 meter) didekat sungai Zemu. Tombazi kemudian menulis sebuah artikel berdasarkan apa yang telah dilihatnya. Hal ini mengundang ketertarikan orang-orang barat akan sosok Yeti. Sebut saja Eric Shipton, seorang pendaki yang pada tahun 1951 m3ncoba untuk mencapai puncak Everest, mengambil beberapa foto sejumlah jejak-jeak kaki raksasa di atas salju sekitar 6.000 meter di atas permukaan laut. Foto-foto ini kemudian menjadi bahan perdebatan yang cukup menggemparkan. Sebagian orang beranggapan bahwa ini adalah bukti paling akurat akan keberadaan Yeti, dan ada juga yang berasumsi bahwa ini hanyalah jejak kaki hewan pegunungan biasa yang terlihat "besar" akibat lelehan salju.

Ekspedisi terbesar untuk membuktikan keberadaan Yeti dilakukan oleh Daily Mail pada tahun 1954. Pemandu gunung pada ekspedisi tersebut, John Angelo Jackson,  banyak menemukan jejak-jejak kaki berukuran "tidak normal" selama perjalanan ekspedisi itu. Namun sayangnya, bukti otentik tentang keberadaan masih belum dapat ditemukan.

Sebagian orang mempercayai, Yeti adalah makhluk gaib jelmaan para arwah leluhur yang bertugas untuk melindungi pegunungan Himalaya. Sebagian ada juga meyakini bahwa Yeti adalah rantai DNA yang hilang dalam proses evolusi manusia. Semuanya itu masih menjadi misteri hingga saat ini.

2 komentar:

Shinta's Work said...

aku kayaknya pernah liat yang begitu di samping rumahku (*.*)V suer!

Anonymous said...

Nice article ;)

Post a Comment

Satu kata dari teman-teman pastilah sangat berarti bagi yang punya blog ini. Mari kita budayakan saling berkomentar dan saling mengunjungi blog sahabat secara rutin.

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Justin Bieber, Gold Price in India