Showing posts with label Mitos. Show all posts
Showing posts with label Mitos. Show all posts

November 18, 2011

Panglima Burung

Dalam masyarakat Dayak, dipercaya ada ada suatu makhluk yang disebut-sebut sangat agung, sakti, ksatria, dan berwibawa. Sosok tersebut konon menghuni gunung di pedalaman Kalimantan, bersinggungan dengan alam gaib. Pemimpin spiritual, panglima perang, guru, dan tetua yang diagungkan. Ialah panglima perang Dayak, Panglima Burung, yang disebut Pangkalima oleh orang Dayak pedalaman.

Ada banyak sekali versi cerita mengenai sosok ini, terutama setelah namanya mencuat saat kerusuhan Sambas dan Sampit. Ada yang menyebutkan ia telah hidup selama beratus-ratus tahun dan tinggal di perbatasan antara Kalimantan Barat dan Kalimantan Tengah. Ada pula kabar tentang Panglima Burung yang berwujud gaib dan bisa berbentuk laki-laki atau perempuan tergantung situasi. Juga mengenai sosok Panglima Burung yang merupakan tokoh masyarakat Dayak yang telah tiada, namun dapat rohnya dapat diajak berkomunikasi lewat suatu ritual. Hingga cerita yang menyebutkan ia adalah penjelmaan dari Burung Enggang, burung yang dianggap keramat dan suci di Kalimantan.
Selain banyaknya versi cerita, di penjuru Kalimantan juga ada banyak orang yang mengaku sebagai Panglima Burung, entah di Tarakan, Sampit, atau pun Pontianak. Namun setiap pengakuan itu hanya diyakini dengan tiga cara yang berbeda; ada yang percaya, ada yang tidak percaya, dan ada yang ragu-ragu. Belum ada bukti otentik yang memastikan salah satunya adalah benar-benar Panglima Burung yang sejati.

Banyak sekali isu dan cerita yang beredar, namun ada satu versi yang menurut saya sangat pas menggambarkan apa dan siapa itu Penglima Burung. Ia adalah sosok yang menggambarkan orang Dayak secara umum. Panglima Burung adalah perlambang orang Dayak. Baik itu sifatnya, tindak-tanduknya, dan segala sesuatu tentang dirinya.
Lalu bagaimanakah seorang Panglima Burung itu, bagaimana ia bisa melambangkan orang Dayak? Selain sakti dan kebal, Panglima Burung juga adalah sosok yang kalem, tenang, penyabar, dan tidak suka membuat keonaran. Ini sesuai dengan tipikal orang Dayak yang juga ramah dan penyabar, bahkan kadang pemalu. Cukup sulit untuk membujuk orang Dayak pedalaman agar mau difoto, kadang harus menyuguhkan imbalan berupa rokok kretek.

Dan kenyataan di lapangan membuyarkan semua stereotipe terhadap orang Dayak sebagai orang yang kejam, ganas, dan beringas. Dalam kehidupan bermasyarakat, orang Dayak bisa dibilang cukup pemalu, tetap menerima para pendatang dengan baik-baik, dan senantiasa menjaga keutuhan warisan nenek moyang baik religi maupun ritual. Seperti Penglima Burung yang bersabar dan tetap tenang mendiami pedalaman, masyarakat Dayak pun banyak yang mengalah ketika penebang kayu dan penambang emas memasuki daerah mereka. Meskipun tetap kukuh memegang ajaran leluhur, tak pernah ada konflik ketika ada anggota masyarakatnya yang beralih ke agama-agama yang dibawa oleh para pendatang. Riuh rendah tak berubah menjadi ketegangan di ruang yang lingkup--yang oleh orang Dayak Ngaju disebut Danum Kaharingan Belum.

Kesederhanaan pun identik dengan sosok Panglima Burung. Walaupun sosok yang diagungkan, ia tidak bertempat tinggal di istana atau bangunan yang mewah. Ia bersembunyi dan bertapa di gunung dan menyatu dengan alam. Masyarakat Dayak pedalaman pun tidak pernah peduli dengan nilai nominal uang. Para pendatang bisa dengan mudah berbarter barang seperti kopi, garam, atau rokok dengan mereka.

Panglima Burung diceritakan jarang menampakkan dirinya, karena sifatnya yang tidak suka pamer kekuatan. Begitupun orang Dayak, yang tidak sembarangan masuk ke kota sambil membawa mandau, sumpit, atau panah. Senjata-senjata tersebut pada umumnya digunakan untuk berburu di hutan, dan mandau tidak dilepaskan dari kumpang (sarung) jika tak ada perihal yang penting atau mendesak.
Lantas di manakah budaya kekerasan dan keberingasan orang Dayak yang santer dibicarakan dan ditakuti itu? Ada satu perkara Panglima Burung turun gunung, yaitu ketika setelah terus-menerus bersabar dan kesabarannya itu habis. Panglima burung memang sosok yang sangat penyabar, namun jika batas kesabaran sudah melewati batas, perkara akan menjadi lain. Ia akan berubah menjadi seorang pemurka. Ini benar-benar menjadi penggambaran sempurna mengenai orang Dayak yang ramah, pemalu, dan penyabar, namun akan berubah menjadi sangat ganas dan kejam jika sudah kesabarannya sudah habis.

Panglima Burung yang murka akan segera turun gunung dan mengumpulkan pasukannya. Ritual--yang di Kalimankan Barat dinamakan Mangkuk Merah--dilakukan untuk mengumpulkan prajurit Dayak dari saentero Kalimantan. Tarian-tarian perang bersahut-sahutan, mandau melekat erat di pinggang. Mereka yang tadinya orang-orang yang sangat baik akan terlihat menyeramkan. Senyum di wajahnya menghilang, digantikan tatapan mata ganas yang seperti terhipnotis. Mereka siap berperang, mengayau--memenggal dan membawa kepala musuh. Inilah yang terjadi di kota Sampit beberapa tahun silam, ketika pemenggalan kepala terjadi di mana-mana hampir di tiap sudut kota.
Meskipun kejam dan beringas dalam keadaan marah, Penglima Burung sebagaimana halnya orang Dayak tetap berpegang teguh pada norma dan aturan yang mereka yakini. Antara lain tidak mengotori kesucian tempat ibadah--agama manapun--dengan merusaknya atau membunuh di dalamnya. Karena kekerasan dalam masyarakat Dayak ditempatkan sebagai opsi terakhir, saat kesabaran sudah habis dan jalan damai tak bisa lagi ditempuh, itu dalam sudut pandang mereka. Pembunuhan, dan kegiatan mengayau, dalam hati kecil mereka itu tak boleh dilakukan, tetapi karena didesak ke pilihan terakhir dan untuk mengubah apa yang menurut mereka salah, itu memang harus dilakukan. Inilah budaya kekerasan yang sebenarnya patut ditakuti itu.

Kemisteriusan memang sangat identik dengan orang Dayak. Stereotipe ganas dan kejam pun masih melekat. Memang tidak semuanya baik, karena ada banyak juga kekurangannya dan kesalahannya. Terlebih lagi kekerasan, yang apapun bentuk dan alasannya--entah itu balas dendam, ekonomi, kesenjangan sosial, dan lain-lain--tetap saja tidak dapat dibenarkan. Mata dibalas mata hanya akan berujung pada kebutaan bagi semuanya. Terlepas dari segala macam legenda dan mitos, atau nyata tidaknya tokoh tersebut, Panglima Burung bagi saya merupakan sosok perlambang sejati orang Dayak.

November 16, 2011

Legenda 13 Tengkorak Kristal

Ada sebuah legenda asli amerika yang menyebutkan adanya 13 tengkorak manusia yang terbuat dari kristal yang dapat berbicara dan bernyanyi. Menurut legenda tersebut, tengkorak kristal tersebut mengandung jawaban atas sejumlah misteri dunia dan kehidupan. Legenda itu juga mengatakan bahwa suatu hari nanti, ketika umat manusia mengalami krisis besar, maka 13 tengkorak tersebut akan ditemukan kembali dan dikumpulkan untuk sekali lagi memberikan pengetahuan dan informasi vital kepada umat manusia.

Ketika pertama kali mendengar legenda diatas, kita membayangkan sebuah film, Indiana Jones, The kingdom of the crystal skull. Namun hanya sedikit yang mengetahui bahwa film tersebut dibuat berdasarkan legenda nyata. Nyata karena sesungguhnya di Amerika tengah telah ditemukan tengkorak manusia yang terbuat dari kristal.
Tengkorak kristal pertama kali ditemukan di reruntuhan kota Maya dan terkubur jauh didalam hutan lebat. Pada tahun 1924, penjelajah Inggris, Frederick Mitchell-Hedges dan rekan-rekannya sedang berpetualang, berusaha untuk menemukan sisa-sisa kota legenda Atlantis di Belize, Amerika tengah. Suatu hari, ketika mereka sedang berjalan melintasi hutan lebat, mereka menemukan sebuah gundukan bebatuan yang tertutup rumput lebat dan semak-semak. Selebihnya adalah sejarah. Kelompok itu menemukan kota Lubaantun yang telah lama hilang, yang dalam bahasa Maya berarti kota batu yang berjatuhan.

Sepanjang penggalian di situs tersebut, anak angkat Mitchell-Hedges yang bernama Anna mengatakan bahwa ia telah menemukan sebuah tengkorak yang terbuat dari kristal terkubur dibawah altar di salah satu reruntuhan kuil yang berbentuk piramida. Diceritakan, ketika tengkorak tersebut ditemukan, para pekerja bangsa Maya segera dipenuhi dengan lompatan sukacita. Mereka segera menaruh tengkorak tersebut diatas altar, melakukan upacara dan menari mengelilinginya. Sepertinya, sebuah kekuatan kuno dan gaib telah kembali kedalam kehidupan orang-orang tersebut. Tengkorak tersebut sepenuhnya terbuat dari kristal transparan. Ukurannya persis seperti ukuran tengkorak manusia dan sangat akurat secara anatomi yang ditunjukkan dengan tulang rahang yang terpisah.

Anna Mitchell Hedges yang menemukan tengkorak tersebut meninggal pada tahun 2007 pada usia 100 tahun. Ia telah menyimpan tengkorak tersebut seumur hidupnya. Anna percaya bahwa tengkorak tersebut telah memberikan kepadanya kekuatan dan kesehatan hingga ia berumur 100 tahun. Beberapa orang yang pernah menghabiskan waktu bersama tengkorak itu juga mengaku mengalami beberapa pengalaman aneh, seperti terdengarnya suara lembut, seperti sebuah senandung keluar dari tengkorak tersebut. Dan terkadang mereka bisa melihat kilasan-kilasan gambar masa lalu dan masa depan tercermin dari tengkorak tersebut.

Yang mengejutkan, Tengkorak kristal Anna Mitchell Hedges, bukanlah satu-satunya tengkorak kristal yang ditemukan. Sejak penemuan itu, beberapa tengkorak yang lain telah ditemukan – seperti yang diramalkan oleh legenda kuno. Saat ini paling tidak ada enam tengkorak lain yang disimpan di museum-museum ternama dunia.
Semua tengkorak tersebut sampai sekarang masih belum diketahui asal-usulnya. Kebanyakan pemiliknya percaya bahwa tengkorak tersebut berasal dari Amerika tengah, apakah itu dari bangsa Maya, Aztec atau bahkan suku dari masa sebelum bangsa Maya yaitu suku Atlantis yang misterius.

Perspektif Ilmiah

Dr Jane Walsh adalah seorang spesialis MesoAmerican yang terkemuka di dunia yang bekerja untuk Smithsonian Institute. Dan saat ini, ia adalah pemilik dari salah satu tengkorak kristal. Dr Walsh seperti sebagian besar arkeolog yang lain percaya bahwa tengkorak kristal tersebut adalah sebuah tipuan yang cerdas, dan bukan peninggalan bangsa kuno. Ia berteori bahwa tengkorak tersebut kemungkinan dibuat pada abad ke-19 untuk memuaskan permintaan akan barang antik kuno. Namun Dr Walsh sendiri tidak memiliki bukti untuk mendukung teorinya.

Dr Walsh berusaha mengadakan penelitian lebih lanjut terhadap tengkorak tersebut untuk mengetahui asal-usulnya. Salah satu kendala yang dihadapinya adalah kristal tidak memiliki karbon, karena itu mustahil melacak usia tengkorak tersebut dengan metode karbon. Salah satu cara yang tersisa adalah melihat dengan teliti permukaan kristal dan berusaha untuk menemukan jejak peralatan yang digunakan untuk membuat kristal tersebut. Apabila ditemukan jejak peralatan tangan, maka kemungkinan tengkorak tersebut memang berasal dari peradaban kuno. Dan apabila ditemukan jejak peralatan mekanik, maka kemungkinan usia tengkorak tersebut lebih modern, yang berarti bisa berasal dari zaman Columbus hingga abad ke-20.

Sebelumnya, pada tahun 1970-an Anna Mitchell Hedges juga menyerahkan tengkorak tersebut kepada tim dari Hewlett Packard untuk diteliti. Hewlett Packard sebagai ahli dalam bidang komputer dan peralatan elektronik tentu juga ahli dalam bidang kristal.

Apa yang ditemukan oleh tim dari Hewlett Packard sangat mengejutkan. Mereka menemukan bahwa bahan dasar kristal tengkorak tersebut adalah sama seperti yang digunakan di industri elektronik saat ini, bahan tersebut bernama piezo electric silicon dioxide, yang banyak dipakai karena kemampuannya menyimpan data. Mikroprosesor modern dibuat dari bahan ini.

Dengan menggunakan metode polarisasi cahaya, satu lagi penemuan yang mengejutkan terungkap. Tempurung atas kepala tersebut ternyata pernah menempel pada struktur bebatuan kristal yang keras. Mereka sungguh terkejut dengan penemuan ini. Karena bahan dasar tengkorak ini adalah batu terkeras nomor dua di dunia setelah permata. Belum ada peralatan yang mampu untuk memecah kristal tersebut. Apabila mesin mekanik yang dipaksa digunakan untuk memahat tengkorak itu, maka kristal tersebut pasti akan hancur menjadi pecahan-pecahan kecil. Akhirnya tim Hewlett Packard menyimpulkan bahwa tengkorak tersebut dibuat menggunakan tangan.

Namun kesimpulan ini membawa kepada kesimpulan lain yang lebih mengejutkan. Menurut perhitungan para ilmuwan, apabila tengkorak itu dibuat dengan tangan, maka dibutuhkan waktu selama ratusan tahun untuk menyelesaikan satu tengkorak mengingat struktur kristal yang luar biasa keras. Hewlett Packard memperkirakan waktu yang dibutuhkan adalah 300 tahun. Para ilmuwan kemudian menaruh tengkorak tersebut dibawah mikroskop, berusaha untuk mencari tahu alat yang digunakan untuk membuatnya. Dan mereka tidak dapat menemukan satupun jejak peralatan baik kuno maupun modern. Mengenai ini, seorang ilmuwan berkomentar “Tengkorak ini harusnya tidak pernah ada”.

Penelitian ilmiah tidak berhenti disitu. Pada tahun 1996, British Museum bekerja sama dengan Dr Walsh dan Smithsonian meneliti semua tengkorak kristal yang ada dengan membawanya ke British Museum Research Laboratory. Enam tengkorak mulai diperiksa pada bulan April 1996, dan untuk alasan yang tidak diketahui, British Museum tidak pernah mau mempublikasikan hasilnya.

Perspektif suku asli

Bagi ilmuwan, tengkorak tersebut mungkin adalah sebuah misteri yang belum terpecahkan. Namun bagi suku-suku asli di Amerika, tengkorak itu bukanlah misteri. Dari hasil wawancara dengan para tua-tua suku asli di Amerika, terungkap sebuah kebijaksanaan kuno. Menurut mereka, Tengkorak tersebut tidak akan dapat dimengerti dengan menempatkannya dibawah mikroskop. Tengkorak tersebut dimaksudkan untuk membawa tantangan fundamental kepada pikiran kita yang rasional dan cara kita memandang dunia ini.

Bagi para shaman atau dukun dari suku-suku di Amerika tengah, tengkorak tersebut adalah sebuah medium atau pintu kepada dimensi roh yang lain. Banyak dari antara mereka berkata bahwa tengkorak tersebut membuka pintu kepada dunia paralel yang ada, dimensi lain dari dunia ini. Mereka juga percaya bahwa roh manusia dapat berjalan dan masuk ke dunia itu lewat tengkorak kristal. Selain itu, tengkorak tersebut juga dapat digunakan untuk menuntun kita kepada level yang lebih tinggi dari kesadaran kita, sesuatu yang sudah lama kita lupakan.

Seorang sesepuh bangsa Maya bernama Hunbatz Men pernah berkata bahwa tengkorak kristal pernah digunakan di upacara keagamaan di seluruh dunia. Ia percaya bahwa ada tengkorak kristal di situs-situs keagamaan di seluruh dunia, termasuk Stonehenge di Inggris. Menurut Hunbatz Men, sudah saatnya ke-13 tengkorak bersatu kembali untuk menyelamatkan umat manusia. Source.

October 30, 2011

Yeti, Manusia Salju dari Himalaya

Yeti, hewan besar yang diduga meyerupai wujud seekor gorilla tersebut konon katanya berhabitat di pegunungan Himalaya, dan Nepal. Nama Yeti atau Meh-Teh biasanya digunakan oleh penduduk lokal Himalaya. Kebanyakan peneliti, penjelajah, dan penulis menyatakan keberadaan Yeti hanyalah mitos dan bualan semata. Meskipun demikian, Yeti tetap menjadi salah satu hewan paling terkenal untuk ilmu cryptozoology (Sebuah bidang pengetahuan yang mempelajari makhluk-makhluk mitos seperti monster Loch Ness dan Big Foot).

Yeti seringkali disamakan dengan Sasquatch, sama-sama berbadan besar, mempunyai kesamaan dengan gorilla, tubuh yang dipenuhi bulu, dan mempunyai bau yang sangat menyengat. Namun, lain halnya dengan Sasquatch yang tidak pernah ditemukan laporan ataupun orang-orang yang mengaku melihatnya, ada beberapa laporan dari orang-orang yang mengakui telah melihat Yeti dalam jarak pandang yang cukup dekat sejak abad ke-20. Wujud Yeti tersebut diketahui dari kuil-kuil dan cerita-cerita turun temurun dari penduduk Himalaya. Banyak perbedaan pendapat tentang bagaimana wujud Yeti sebenarnya dikarenakan cerita-cerita yang juga mendeskripsikan Yeti secara tidak sama. Ada yang mengatakan bahwa Yeti mempunyai bulu putih seputih salju, ada juga yang mengatakan bahwa Yeti itu sebenarnya berbulu gelap, pendek, dan berjalan menggunakan ke-empat kakinya.

Selama berabad-abad, orang-orang Himalaya, India, dan Tibet mempercayai bahwa pegunungan merupakan tempat yang keramat dan juga misterius, mungkin dikarenakan pada waktu itu perjalanan menempuh pegunungan yang dingin dan rawan longsoran salju tersebut sangat sukar dilakukan, sehingga penduduk lokal setempat mengaitkannya dengan hal-hal mistis dan tahayul. Yeti, merupakan salah satu makhluk gaib yang dipercayai mendiami daerah pegunungan dan sekitarnya.

Tahun 1925, N. A. Tombazi, seorang fotografer yang merupakan anggota Royal Geographical Society, menduga telah melihat sesosok makhluk dengan tinggi sekitar 15.000 kaki (4.572 meter) didekat sungai Zemu. Tombazi kemudian menulis sebuah artikel berdasarkan apa yang telah dilihatnya. Hal ini mengundang ketertarikan orang-orang barat akan sosok Yeti. Sebut saja Eric Shipton, seorang pendaki yang pada tahun 1951 m3ncoba untuk mencapai puncak Everest, mengambil beberapa foto sejumlah jejak-jeak kaki raksasa di atas salju sekitar 6.000 meter di atas permukaan laut. Foto-foto ini kemudian menjadi bahan perdebatan yang cukup menggemparkan. Sebagian orang beranggapan bahwa ini adalah bukti paling akurat akan keberadaan Yeti, dan ada juga yang berasumsi bahwa ini hanyalah jejak kaki hewan pegunungan biasa yang terlihat "besar" akibat lelehan salju.

Ekspedisi terbesar untuk membuktikan keberadaan Yeti dilakukan oleh Daily Mail pada tahun 1954. Pemandu gunung pada ekspedisi tersebut, John Angelo Jackson,  banyak menemukan jejak-jejak kaki berukuran "tidak normal" selama perjalanan ekspedisi itu. Namun sayangnya, bukti otentik tentang keberadaan masih belum dapat ditemukan.

Sebagian orang mempercayai, Yeti adalah makhluk gaib jelmaan para arwah leluhur yang bertugas untuk melindungi pegunungan Himalaya. Sebagian ada juga meyakini bahwa Yeti adalah rantai DNA yang hilang dalam proses evolusi manusia. Semuanya itu masih menjadi misteri hingga saat ini.

October 19, 2011

Fakta Tentang Zombie

Zombie atau zombi adalah sebutan untuk mayat hidup dalam sistem kepercayaan Voodoo orang Kreol dan Afrika-Karibia. Zombie adalah manusia dengan roh yang sudah dicuri lewat cara supranatural atau perdukunan, dan dipekerjakan sebagai budak yang mengabdi pada "majikan zombie" di perkebunan terpencil.Versi zombie yang lebih menakutkan dan suka memakan manusia sering diangkat menjadi cerita fiksi horor.

  • Zombie Secara Etimologis
Menurut ajaran Voodoo, dukun ilmu hitam atau pendeta voodoo yang disebut Bokor bisa menghidupkan kembali manusia yang sudah mati. Zombie tidak memiliki kemauan sendiri sehingga selalu berada di bawah kendali sang majikan. "Zombi" juga merujuk kepada nama untuk dewa ular voodoo yang bernama Damballah Wedo asal Nigeria-Kongo yang dekat dengan kata nzambi yang dalam bahasa Kongo berarti "dewa".

  • Zombie Dalam Masyarakat
konon, sudah berabad-abad zombie telah berada di masyarakat, khususnya di Afrika. Namun zombie di Afrika memiliki cerita dan ciri-ciri fisik yang berbeda dari zombie yang digambarkan di film-film.

  • Pembuatan Zombie
Pada dasarnya, pembuatan zombie versi masyarakat Afrika (dukun voodoo) adalah dengan cara membuat seseorang menjadi Mati dan Gila .

Orang yang sekarat(sakit parah) diberi ramuan tertentu yang biasa disebut "bufo bufo". Ramuan ini merupakan campuran kulit katak dan ikan puffer(ikan fugo). Setelah diberikan ramuan ini para korban akan "terlihat" seperti mati, dengan napas dan detak jantung yang sangat lambat dan lemah (untuk menyakinkan orang-orang bahwa si calon Zombie sudah mati) lalu dikubur.

Lalu untuk membua Zombie menjadi gila dengan cara memaksa mereka untuk memakan sejenis pasta yg berasal dari Daruta(rumput jimsons) yg berfungsi sebagai pemutus hubungan pikiran dengan realitas, dan kemudian menghancurkan seluruh ingatan yang ada.

  • Pandangan Ilmiah Dalam Pembuatan Zombie
1. kulit Katak bufo untuk menciptakan ramuan "bufo bufo bufo". Kulit katak jenis bufo itu sangat berbahaya, terdapat beberapa kandungan kimia yang bersifat racun mematikan di dalamnya, yaitu biogenetik amina, bufogenin (racun katak yang berbahaya), dan bufotoksin.

2.ikan puffer. Racunnya disebut "tetrodotoksin" racun saraf yang mematikan. Efek penghilang rasa sakitnya 160.000 kali lebih kuat daripada kokain. Memakan ikan ini bisa membuat "Kematian" karena kandungan racunnya.

3.Lalu datura adalah sejenis rumput jimson (nama latinnya brugmansia candida),tumbuhan ini mengandung bahan kimia atropin, hyoskiamin dan skopolamin yang apabila dikonsumsi akan menyebabkan kita kehilangan ingatan.

Dari penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa proses pembuatan Zombie(menurut ajaran voodoo) sangatlah rumit dan kompleks.
Belum ada informasi lebih lanjut dan benar-benar akurat yang saya dapatkan.

  • Zombie Dari Berbagai Versi
Selain dari folklor bangsa Afrika, Zombie juga terdengar pada abad pertengahan, arwah orang mati dapat kembali ke bumi menghantui orang-orang yang hidup karena dalam hidupnya arwah itu mengalami ketidakadilan. Mereka terlihat seperti tengkorak manusai atau mayat yang telah busuk.

Draugr dari mitologi norse abad pertengahan percaya bahwa mayat para prajurit yang bangkit dan dapat menyerang.

Zaman sekarang ini Zombie dimunculkan berbeda sekali dengan budaya voodoo atau yang lainnya. Zombie didefinisikan sebagai monster tak berperasaan, tidak berakal budi serta memiliki rasa lapar pada darah dan daging manusia. Zombie modern digambarkan sebagai mayat hidup dengan wajah pucat, boa mata berwarna putih, lamban dan lusuh. Source.
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Justin Bieber, Gold Price in India