Bahaya Mengorek Telinga
Menggunakan cotton bud atau lidi kapas untuk membersihkan atau menggaruk telinga bagian dalam yang gatal memang nikmat. Tak heran jika banyak orang merasa kecanduan menggunakan korek kuping ini. Tapi, tahukah Anda bahwa aktivitas ini sangat berbaya.

Panglima Burung
Dalam masyarakat Dayak, dipercaya ada ada suatu makhluk yang disebut-sebut sangat agung, sakti, ksatria, dan berwibawa. Sosok tersebut konon menghuni gunung di pedalaman Kalimantan, bersinggungan dengan alam gaib. Pemimpin spiritual, panglima perang, guru, dan tetua yang diagungkan.

Pendekar Biru - Episode 1
Seorang pemuda dengan gagahnya berjalan di jalanan desa kecil di tepi sungai Sapi Kebo. Pakaian serba biru, ikat kepala yang bergambar tengkorak di tengahnya, dan sebilah pedang panjang yang tersemat di punggungnya membuat pemuda itu terlihat tangguh.

Download Game - Plants VS Zombies
Plants VS Zombies, merupakan game besutan Pop Cap Games yang pertama kali di liris pada tanggal 5 mei 2009. Walaupun terbilang game lawas, namun permainan berbasis tower defense ini masih bisa menarik hati saya untuk terus memainkannya.

Sejarah Gunung Krakatau
Pada mulanya Pulau Krakatau besar yang biasa kita sebut dengan nama Gunung Krakatau adalah sebuah gunung (Gunung Krakatau purba) yang memiliki ketinggian sekitar 2000 mdpl dengan lingkaran pantainya sekitar 11 km dan radius sekitar 9 km. Namun ledakan dahsyat yang terjadi sekitar 416 M ini telah menghancurkan tiga perempat tubuh gunung tersebut dan menyisakan tiga pulau besar.

November 18, 2011
Panglima Burung
November 16, 2011
Legenda 13 Tengkorak Kristal
Ketika pertama kali mendengar legenda diatas, kita membayangkan sebuah film, Indiana Jones, The kingdom of the crystal skull. Namun hanya sedikit yang mengetahui bahwa film tersebut dibuat berdasarkan legenda nyata. Nyata karena sesungguhnya di Amerika tengah telah ditemukan tengkorak manusia yang terbuat dari kristal.
Tengkorak kristal pertama kali ditemukan di reruntuhan kota Maya dan terkubur jauh didalam hutan lebat. Pada tahun 1924, penjelajah Inggris, Frederick Mitchell-Hedges dan rekan-rekannya sedang berpetualang, berusaha untuk menemukan sisa-sisa kota legenda Atlantis di Belize, Amerika tengah. Suatu hari, ketika mereka sedang berjalan melintasi hutan lebat, mereka menemukan sebuah gundukan bebatuan yang tertutup rumput lebat dan semak-semak. Selebihnya adalah sejarah. Kelompok itu menemukan kota Lubaantun yang telah lama hilang, yang dalam bahasa Maya berarti kota batu yang berjatuhan.
Sepanjang penggalian di situs tersebut, anak angkat Mitchell-Hedges yang bernama Anna mengatakan bahwa ia telah menemukan sebuah tengkorak yang terbuat dari kristal terkubur dibawah altar di salah satu reruntuhan kuil yang berbentuk piramida. Diceritakan, ketika tengkorak tersebut ditemukan, para pekerja bangsa Maya segera dipenuhi dengan lompatan sukacita. Mereka segera menaruh tengkorak tersebut diatas altar, melakukan upacara dan menari mengelilinginya. Sepertinya, sebuah kekuatan kuno dan gaib telah kembali kedalam kehidupan orang-orang tersebut. Tengkorak tersebut sepenuhnya terbuat dari kristal transparan. Ukurannya persis seperti ukuran tengkorak manusia dan sangat akurat secara anatomi yang ditunjukkan dengan tulang rahang yang terpisah.
Anna Mitchell Hedges yang menemukan tengkorak tersebut meninggal pada tahun 2007 pada usia 100 tahun. Ia telah menyimpan tengkorak tersebut seumur hidupnya. Anna percaya bahwa tengkorak tersebut telah memberikan kepadanya kekuatan dan kesehatan hingga ia berumur 100 tahun. Beberapa orang yang pernah menghabiskan waktu bersama tengkorak itu juga mengaku mengalami beberapa pengalaman aneh, seperti terdengarnya suara lembut, seperti sebuah senandung keluar dari tengkorak tersebut. Dan terkadang mereka bisa melihat kilasan-kilasan gambar masa lalu dan masa depan tercermin dari tengkorak tersebut.
Yang mengejutkan, Tengkorak kristal Anna Mitchell Hedges, bukanlah satu-satunya tengkorak kristal yang ditemukan. Sejak penemuan itu, beberapa tengkorak yang lain telah ditemukan – seperti yang diramalkan oleh legenda kuno. Saat ini paling tidak ada enam tengkorak lain yang disimpan di museum-museum ternama dunia.
Semua tengkorak tersebut sampai sekarang masih belum diketahui asal-usulnya. Kebanyakan pemiliknya percaya bahwa tengkorak tersebut berasal dari Amerika tengah, apakah itu dari bangsa Maya, Aztec atau bahkan suku dari masa sebelum bangsa Maya yaitu suku Atlantis yang misterius.
Perspektif Ilmiah
Dr Jane Walsh adalah seorang spesialis MesoAmerican yang terkemuka di dunia yang bekerja untuk Smithsonian Institute. Dan saat ini, ia adalah pemilik dari salah satu tengkorak kristal. Dr Walsh seperti sebagian besar arkeolog yang lain percaya bahwa tengkorak kristal tersebut adalah sebuah tipuan yang cerdas, dan bukan peninggalan bangsa kuno. Ia berteori bahwa tengkorak tersebut kemungkinan dibuat pada abad ke-19 untuk memuaskan permintaan akan barang antik kuno. Namun Dr Walsh sendiri tidak memiliki bukti untuk mendukung teorinya.
Dr Walsh berusaha mengadakan penelitian lebih lanjut terhadap tengkorak tersebut untuk mengetahui asal-usulnya. Salah satu kendala yang dihadapinya adalah kristal tidak memiliki karbon, karena itu mustahil melacak usia tengkorak tersebut dengan metode karbon. Salah satu cara yang tersisa adalah melihat dengan teliti permukaan kristal dan berusaha untuk menemukan jejak peralatan yang digunakan untuk membuat kristal tersebut. Apabila ditemukan jejak peralatan tangan, maka kemungkinan tengkorak tersebut memang berasal dari peradaban kuno. Dan apabila ditemukan jejak peralatan mekanik, maka kemungkinan usia tengkorak tersebut lebih modern, yang berarti bisa berasal dari zaman Columbus hingga abad ke-20.
Sebelumnya, pada tahun 1970-an Anna Mitchell Hedges juga menyerahkan tengkorak tersebut kepada tim dari Hewlett Packard untuk diteliti. Hewlett Packard sebagai ahli dalam bidang komputer dan peralatan elektronik tentu juga ahli dalam bidang kristal.
Apa yang ditemukan oleh tim dari Hewlett Packard sangat mengejutkan. Mereka menemukan bahwa bahan dasar kristal tengkorak tersebut adalah sama seperti yang digunakan di industri elektronik saat ini, bahan tersebut bernama piezo electric silicon dioxide, yang banyak dipakai karena kemampuannya menyimpan data. Mikroprosesor modern dibuat dari bahan ini.
Dengan menggunakan metode polarisasi cahaya, satu lagi penemuan yang mengejutkan terungkap. Tempurung atas kepala tersebut ternyata pernah menempel pada struktur bebatuan kristal yang keras. Mereka sungguh terkejut dengan penemuan ini. Karena bahan dasar tengkorak ini adalah batu terkeras nomor dua di dunia setelah permata. Belum ada peralatan yang mampu untuk memecah kristal tersebut. Apabila mesin mekanik yang dipaksa digunakan untuk memahat tengkorak itu, maka kristal tersebut pasti akan hancur menjadi pecahan-pecahan kecil. Akhirnya tim Hewlett Packard menyimpulkan bahwa tengkorak tersebut dibuat menggunakan tangan.
Namun kesimpulan ini membawa kepada kesimpulan lain yang lebih mengejutkan. Menurut perhitungan para ilmuwan, apabila tengkorak itu dibuat dengan tangan, maka dibutuhkan waktu selama ratusan tahun untuk menyelesaikan satu tengkorak mengingat struktur kristal yang luar biasa keras. Hewlett Packard memperkirakan waktu yang dibutuhkan adalah 300 tahun. Para ilmuwan kemudian menaruh tengkorak tersebut dibawah mikroskop, berusaha untuk mencari tahu alat yang digunakan untuk membuatnya. Dan mereka tidak dapat menemukan satupun jejak peralatan baik kuno maupun modern. Mengenai ini, seorang ilmuwan berkomentar “Tengkorak ini harusnya tidak pernah ada”.
Penelitian ilmiah tidak berhenti disitu. Pada tahun 1996, British Museum bekerja sama dengan Dr Walsh dan Smithsonian meneliti semua tengkorak kristal yang ada dengan membawanya ke British Museum Research Laboratory. Enam tengkorak mulai diperiksa pada bulan April 1996, dan untuk alasan yang tidak diketahui, British Museum tidak pernah mau mempublikasikan hasilnya.
Perspektif suku asli
Bagi ilmuwan, tengkorak tersebut mungkin adalah sebuah misteri yang belum terpecahkan. Namun bagi suku-suku asli di Amerika, tengkorak itu bukanlah misteri. Dari hasil wawancara dengan para tua-tua suku asli di Amerika, terungkap sebuah kebijaksanaan kuno. Menurut mereka, Tengkorak tersebut tidak akan dapat dimengerti dengan menempatkannya dibawah mikroskop. Tengkorak tersebut dimaksudkan untuk membawa tantangan fundamental kepada pikiran kita yang rasional dan cara kita memandang dunia ini.
Bagi para shaman atau dukun dari suku-suku di Amerika tengah, tengkorak tersebut adalah sebuah medium atau pintu kepada dimensi roh yang lain. Banyak dari antara mereka berkata bahwa tengkorak tersebut membuka pintu kepada dunia paralel yang ada, dimensi lain dari dunia ini. Mereka juga percaya bahwa roh manusia dapat berjalan dan masuk ke dunia itu lewat tengkorak kristal. Selain itu, tengkorak tersebut juga dapat digunakan untuk menuntun kita kepada level yang lebih tinggi dari kesadaran kita, sesuatu yang sudah lama kita lupakan.
Seorang sesepuh bangsa Maya bernama Hunbatz Men pernah berkata bahwa tengkorak kristal pernah digunakan di upacara keagamaan di seluruh dunia. Ia percaya bahwa ada tengkorak kristal di situs-situs keagamaan di seluruh dunia, termasuk Stonehenge di Inggris. Menurut Hunbatz Men, sudah saatnya ke-13 tengkorak bersatu kembali untuk menyelamatkan umat manusia. Source.
October 30, 2011
Yeti, Manusia Salju dari Himalaya
Yeti seringkali disamakan dengan Sasquatch, sama-sama berbadan besar, mempunyai kesamaan dengan gorilla, tubuh yang dipenuhi bulu, dan mempunyai bau yang sangat menyengat. Namun, lain halnya dengan Sasquatch yang tidak pernah ditemukan laporan ataupun orang-orang yang mengaku melihatnya, ada beberapa laporan dari orang-orang yang mengakui telah melihat Yeti dalam jarak pandang yang cukup dekat sejak abad ke-20. Wujud Yeti tersebut diketahui dari kuil-kuil dan cerita-cerita turun temurun dari penduduk Himalaya. Banyak perbedaan pendapat tentang bagaimana wujud Yeti sebenarnya dikarenakan cerita-cerita yang juga mendeskripsikan Yeti secara tidak sama. Ada yang mengatakan bahwa Yeti mempunyai bulu putih seputih salju, ada juga yang mengatakan bahwa Yeti itu sebenarnya berbulu gelap, pendek, dan berjalan menggunakan ke-empat kakinya.
Selama berabad-abad, orang-orang Himalaya, India, dan Tibet mempercayai bahwa pegunungan merupakan tempat yang keramat dan juga misterius, mungkin dikarenakan pada waktu itu perjalanan menempuh pegunungan yang dingin dan rawan longsoran salju tersebut sangat sukar dilakukan, sehingga penduduk lokal setempat mengaitkannya dengan hal-hal mistis dan tahayul. Yeti, merupakan salah satu makhluk gaib yang dipercayai mendiami daerah pegunungan dan sekitarnya.
Tahun 1925, N. A. Tombazi, seorang fotografer yang merupakan anggota Royal Geographical Society, menduga telah melihat sesosok makhluk dengan tinggi sekitar 15.000 kaki (4.572 meter) didekat sungai Zemu. Tombazi kemudian menulis sebuah artikel berdasarkan apa yang telah dilihatnya. Hal ini mengundang ketertarikan orang-orang barat akan sosok Yeti. Sebut saja Eric Shipton, seorang pendaki yang pada tahun 1951 m3ncoba untuk mencapai puncak Everest, mengambil beberapa foto sejumlah jejak-jeak kaki raksasa di atas salju sekitar 6.000 meter di atas permukaan laut. Foto-foto ini kemudian menjadi bahan perdebatan yang cukup menggemparkan. Sebagian orang beranggapan bahwa ini adalah bukti paling akurat akan keberadaan Yeti, dan ada juga yang berasumsi bahwa ini hanyalah jejak kaki hewan pegunungan biasa yang terlihat "besar" akibat lelehan salju.
Ekspedisi terbesar untuk membuktikan keberadaan Yeti dilakukan oleh Daily Mail pada tahun 1954. Pemandu gunung pada ekspedisi tersebut, John Angelo Jackson, banyak menemukan jejak-jejak kaki berukuran "tidak normal" selama perjalanan ekspedisi itu. Namun sayangnya, bukti otentik tentang keberadaan masih belum dapat ditemukan.
Sebagian orang mempercayai, Yeti adalah makhluk gaib jelmaan para arwah leluhur yang bertugas untuk melindungi pegunungan Himalaya. Sebagian ada juga meyakini bahwa Yeti adalah rantai DNA yang hilang dalam proses evolusi manusia. Semuanya itu masih menjadi misteri hingga saat ini.
October 19, 2011
Fakta Tentang Zombie
- Zombie Secara Etimologis
- Zombie Dalam Masyarakat
- Pembuatan Zombie
Orang yang sekarat(sakit parah) diberi ramuan tertentu yang biasa disebut "bufo bufo". Ramuan ini merupakan campuran kulit katak dan ikan puffer(ikan fugo). Setelah diberikan ramuan ini para korban akan "terlihat" seperti mati, dengan napas dan detak jantung yang sangat lambat dan lemah (untuk menyakinkan orang-orang bahwa si calon Zombie sudah mati) lalu dikubur.
Lalu untuk membua Zombie menjadi gila dengan cara memaksa mereka untuk memakan sejenis pasta yg berasal dari Daruta(rumput jimsons) yg berfungsi sebagai pemutus hubungan pikiran dengan realitas, dan kemudian menghancurkan seluruh ingatan yang ada.
- Pandangan Ilmiah Dalam Pembuatan Zombie
2.ikan puffer. Racunnya disebut "tetrodotoksin" racun saraf yang mematikan. Efek penghilang rasa sakitnya 160.000 kali lebih kuat daripada kokain. Memakan ikan ini bisa membuat "Kematian" karena kandungan racunnya.
3.Lalu datura adalah sejenis rumput jimson (nama latinnya brugmansia candida),tumbuhan ini mengandung bahan kimia atropin, hyoskiamin dan skopolamin yang apabila dikonsumsi akan menyebabkan kita kehilangan ingatan.
Dari penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa proses pembuatan Zombie(menurut ajaran voodoo) sangatlah rumit dan kompleks.
Belum ada informasi lebih lanjut dan benar-benar akurat yang saya dapatkan.
- Zombie Dari Berbagai Versi
Draugr dari mitologi norse abad pertengahan percaya bahwa mayat para prajurit yang bangkit dan dapat menyerang.
Zaman sekarang ini Zombie dimunculkan berbeda sekali dengan budaya voodoo atau yang lainnya. Zombie didefinisikan sebagai monster tak berperasaan, tidak berakal budi serta memiliki rasa lapar pada darah dan daging manusia. Zombie modern digambarkan sebagai mayat hidup dengan wajah pucat, boa mata berwarna putih, lamban dan lusuh. Source.