November 19, 2011

Pendekar Biru - Episode 1

- Episode 1: Desa yang Aneh -

Seorang pemuda dengan gagahnya berjalan di jalanan desa kecil di tepi sungai Sapi Kebo. Pakaian serba biru, ikat kepala yang bergambar tengkorak di tengahnya, dan sebilah pedang panjang yang tersemat di punggungnya membuat pemuda itu terlihat tangguh.

"Ah, perutku ini sudah minta diisi rupanya", ujar pemuda itu sambil memusut perutnya.

Tengok kanan dan kiri, namun pemuda itu tidak melihat satu orang pun di jalanan desa. Semua kedai yang dilaluinya seperti tutup dan tidak terawat. Penuh dengan laba-laba yang bersarang beranak biak. Sempat dia berpikir kalau desa yang disinggahinya merupakan desa yang tidak berpenghuni, namun pikiran itu terbesit keluar dari kepalanya ketika dia melihat bayangan penduduk yang dengan sangat hati-hati bersembunyi dan mengamatinya dari dalam rumah mereka yang tertutup rapat.

"Apa yang salah dengan tempat ini", ujarnya penasaran.

"Hei! Apakah desa ini desa mati! Mengapa tidak ada satu orang pun di luar rumah?! Ayolah buka kedai-kedai kalian, perutku sudah merintih minta diisi!", teriaknya lantang.

Seruan kencang pemuda biru itu nampaknya nihil, tidak ada satu pun penduduk yang tergerak keluar dari rumah mereka. Bersembunyi seperti melihat hantu. Itulah yang mereka lakukan saat itu. Menyadari aksinya tidak ditanggapi, si pemuda tidak kehabisan akal, dikerahkannya tenaga dalam ke kedua kakinya dan melompat setinggi-tingginya. Dengan mudah dia mencapai pohon tertinggi.

"Baiklah, coba kalau aku pura-pura menjauh, apakah penduduk desa itu akan keluar dari persembunyiannya?", gumam si pemuda sambil mengamati keadaan desa dari atas pohon.

Betul saja, tidak lama para penduduk berbondong-bondong keluar rumah, dan mulai ngerumpi. Para wanita pun mulai menjemur cucian-cucian yang kotor, dan anak-anak berlarian bermain dengan riang gembira. Si pemuda yang mengamati dari atas pohon merasa heran.

"Aneh, tadi semua orang seperti sangat ketakutan terhadapku, setelah aku pergi, mereka kok nampaknya tenang-tenang saja? Bukan kah seharusnya mereka masih merasa ketakutan atau apa gitu", gumam si pemuda biru semakin heran.

"Ah, lebih baik aku turun saja", pemuda serba biru itu memutuskan untuk keluar dari tempat persembunyiannya.

"Hei! Kenapa kalian tadi bersembunyi ketika melihat aku baru datang?!", seru si pemuda.

Para penduduk desa menoleh sebentar, kemudian melanjutkan rutinitas mereka kembali. Bapak-bapak ngerumpi, ibu-ibu menjemur cucian, dan anak-anak bermain-main.

"Wah, aku dikacangin!", ujarnya naik pitam.

Si pemuda, dengan bertolak pinggang, kemudian menghampiri sekumpulan bapak-bapak yang lagi asyik ngerumpi.

"Eh, bapak-bapak! Tadi kok sepertinya takut sekali melihat saya? Kok sekarang pada nyuekin saya? Ada apa sih sebenarnya?", dengan nada tinggi si pemuda bertanya.

Bapak-bapak itu cuman terkekeh-kekeh.

"Eh, bang... tadi ituh, kite-kite kira situh Satpol PP, eh, setelah dilihat-lihat bukan, ya kite keluar deh. Gini nih jadinya klo nggak ada informasi yang bener, kan jadi rempong", salah satu bapak dengan pita berwarna merah muda menghiasi kepalanya menyahut.

Si pemuda bergidik, sekujur bulu romanya langsung berdiri. Tiba-tiba, si bapak dengan pita merah muda itu berdiri mendekati si pemuda. Bapak-bapak yang lain cuman bisa terkekeh sambil menatap si pemuda dengan tatapan genit.

"E-eh... pak! Mau apa sampeyan!", si pemuda menyentak terbata-bata.

Si bapak terus mendekati si pemuda, terang saja si pemuda menjauh. Firasat buruk mulai mengawani pikiran si pemuda biru.

"Bang, klo tadi kite nggak ngira situh itu Satpol PP. pasti udah kita cekat-cekot deh, bang. Jarang-jarang loh, ada lekong cekong kayak abang dimari", ujar si bapak sambil terus saja mendekati pemuda biru.

"Eh... eh... mendekat selangkah lagi, aku cabut pedangku!", ancam si pemuda.

Si bapak terkekeh.

"Ihihihihihihihih... cabut aja bang. Eike tidak tekong", si bapak tidak menghiraukan ancaman si pemuda.

Dengan sigap, pemuda berpakaian serba biru itupun mencabut pedang panjangnya itu dengan cepat.

- Bersambung...

14 komentar:

Anonymous said...

cerita yang bagus,di tunggu kelanjutannya sob

Unknown said...

hehehe, makasih dah mampir sob.

ewrewr said...

perasaan ane udah follow blog Ente Gan., cobo sorot ajha member folowesx tertera Amhar Sunny

Unknown said...

iya, gan udah. Thanks ya. aduh jadi ngerepotin.

Anonymous said...

wah kocak nih.. :D
Nunggu kelanjutannya pasti lebih seru..

rusydi said...

hahaha pendekar biru bener2 dikacangin. udah lah jangan jadi pendekar aja. mari berdansa seperti pisang di sebelah.. hahahaha. udah saya folbek kawan

Edy Sant said...

ditunggu episode selanjutnya hehhhe

Unknown said...

@herry: hahaha, mencoba mengaplikasikan apa yang mas herry ajarkan -coba nulis postingan sendiri-
@rusydi: terima kasih gan sudah berkunjung dan follow, segera kunjung balik dan follback -syuuuuut-
@animelover: sip gan, langsung ke TKP -syuuuuut-
@edysant: insya allah gan, hehehe.

rockmanticks said...

wah tlaten juga ea gan...hehehhe,follow balik gan di tunggu?

Unknown said...

@rockmanticks: sip gan, langsung meluncur -syuuuuut-

7 Witty said...

seniman paint neh,,
gw juga lg bikin komic sob ,
mw direles komikny :)

Unknown said...

@stimackikinskiy: iya gan. ntar klo komiknya dah rilis kasih kabar2 yaaaa :)

jadi penasaran + pengen liat

trisyan pelajar said...

wah postingannya keren, minta sarannya dong kak, gimana caranya biar blog kita bisa terkenal ? maklum saya masih pelajar smp. mohon bantuannya

Unknown said...

@trisyan: hahahaha, klo mau jujur, ane juga baru belajar blogging beberapa minggu ini. Coba deh kamu tanya sama agan-agan di atas yang sudah komen. mereka jauh lebih berpengalaman.

Post a Comment

Satu kata dari teman-teman pastilah sangat berarti bagi yang punya blog ini. Mari kita budayakan saling berkomentar dan saling mengunjungi blog sahabat secara rutin.

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Justin Bieber, Gold Price in India